Hera


Hera dikenal sebagai istri dan saudara perempuan dari Dewa Zeus. Hera adalah dewi pernikahan, pengorbanan, serta kesetiaan. Ia selalu melindungi para wanita yang telah menikah. Karena Dewi Hera tahu rasanya dikhianati. Hera adalah anak dari Cronos dan Rhea dan merupakan salah satu dari 12 Dewa Olimpus.

Sapi dan merak adalah hewan yang dikeramatkan untuknya. Ia digambarkan sebagai dewi yang penuh keagungan dan penuh hikmat. Dewi Hera selalu menimbulkan keirian bagi seluruh dewi-dewi karena kecantikannya. Sering ditahtakan dan dimahkotai dengan polos (mahkota berbentuk silinder tinggi), yang hanya dikenakan oleh beberapa dewi-dewi besar.



Meskipun ia sangat sopan, ia sangat pencemburu dan sering mendendam pada mereka yang berselingkuh dengan Zeus dan pada mereka yang menghalangi niatnya. Hera juga pernah murka pada Pelias karena melakukan pembunuhan di kuil Hera. Ia juga sangat marah, karena Paris memutuskan dewi Aphrodite lebih cantik darinya, ia menjadi musuh besar bagi Troya, yang tanpa ampun menggunakan kekuatannya bagi prajurit Yunani untuk meluluh lantakkan Troya. Legenda Hera mengungkapkan arti pepatah: “Amarah neraka tak sepanas amarah wanita yang terhina”.

Kereta Hera ditarik oleh burung merak, yang baru dikenal oleh orang Yunani setelah penaklukan Aleksander yang Agung. Guru Aleksander, Aristoteles, menyebutnya "burung Persia." Motif merak dibangkitkan lagi pada masa Renaisans oleh para pelukis Eropa. Sementara pada masa yang lebih kuno, burung yang diasosiasikan dengan Hera adalah burung tekukur. Burung ini muncul dalam kisah pemerkosaan Hera oleh Zeus.



Atribut Hera yang lainnya adalah sapi. Sebagai dewi sapi, dia terutama disembah di Euboea, yang kaya akan sapi. Salah satu julukan Hera adalah Boôpis, yang ditrjemahkan sebagai "bermata sapi".
Buah delima, simbol dewi besar pada masa kuno, tetap menjadi simbol untuk Hera: banyak dari persembahan delima dan opium yang ditemukan di Samos terbuat dari gading, yang bertahan lebih lama daripada yang dari kayu, meskipun yang berbahan kayu lebih umum. Seperti dewi-dewi lainnya, Hera juga mengenakan mahkota dan kerudung.

Hera dan Zeus


Suatu ketika pada saat Cronos memerintah dunia, Rhea istrinya, sangat bersedih manakala melahirkan putrinya yang bernama Hera. Ia takut putri mungil itu akan dilenyapkan juga oleh sang tiran Cronos, seperti halnya saudara-saudaranya sebelumnya, jika tidak disembunyikan. Zeus yang telah membebaskan anak-anaknya dari perut Cronos, membuat dewa kejam itu lebih paranoid lagi terhadap keturunannya sendiri.



Setelah dimuntahkan Cronos, Hera muda disembunyikan oleh ibunya, Rhea, di negeri para Hesperida, yang aman jauh dari kejahatan Cronos. Negeri yang berada jauh di ufuk Barat, tempat dewa matahari, Helios, mengistirahatkan kuda-kudanya setelah seharian penuh melakukan perjalanan melintasi langit.
Dalam kekalutan itu, ia teringat akan saudara-saudaranya para Dewi Musim (Dewi Waktu) yang hidup di bawah awan gemawan senja yang elok di negeri Hesperida. Maka ketika waktu senja datang, melesatlah ia ke barat menuju negeri matahari terbenam, yang indah. Hera akhirnya dirawat oleh para dewi musim.

Para dewi ini amat menyayangi Hera. Dibimbingnya dewi kecil itu segala hal mengenai jagat raya dan isinya. Ia tumbuh menjadi dewi jelita, pintar tetapi tetap rendah hati.
Di negeri itu juga hidup seekor burung besar yang ekornya mirip bintang di langit, yang selalu mengikuti kemana pun Hera pergi.

Hera yang kagum akan keberanian Zeus, akhirnya jatuh cinta kepada dewa muda itu dan bersedia ikut dengannya ke tempat kelahirannya di Yunani.
Tak berapa lama kemudian, perang melawan Titan dimulai. Di saat-saat yang sulit itu, Hera selalu berdiri di samping Zeus dan juga turut bertempur bersamanya. Lewat perjuangan yang sangat berat selama sepuluh tahun, akhirnya dewa-dewa Olympus berhasil mengalahkan para Titan.

Zeus pun menggantikan Cronos dan bertakhta di Olympus, menjadi raja para dewa dan manusia. Tidak lama kemudian dilangsungkanlah upacara pernikahan Hera, yang setia, mendampingi perjuangan Zeus dalam perang melawan Cronos, dan Zeus. Suatu pesta pernikahan yang amat megah di Olympus.

Dewa-dewi bergembira. Iris menghiasi langit dengan pelangi yang indah. Sebatang pohon apel berbuah emas tiba-tiba tumbuh di istana, hadiah dari dewi bumi. Dewi-dewi waktu menghadiahi musim semi yang cerah dan indah. Para Musae dan Grasia bernyanyi, Apolo bermain harpa, Hermes meniup serulingya dan para kerubi bersayap meniup buluh perindu.

Zeus dan Hera, duduk di atas singgasana emas dan Hera kemudian memerintah langit, pergantian musim dan menjadi pelindung pernikahan. Ia selalu hadir pada setiap pesta pernikahan untuk memberikan nasihat kepada sang istri agar selalu patuh dan setia terhadap suami agar tercipta keluarga yang bahagia. Oleh karena itu, Hera tak akan pernah memaafkan istri-istri yang melanggar sumpah pernikahan.

Dikisahkan, pada saat kegembiraan pernikahan itu, tersebutlah Helone, seorang peri yang malas, datang ke perayaan. Ia melambatkan langkahnya hingga tak pernah sampai di tempat acara hingga usainya perhelatan. Hera yang gusar mengutuknya, hinga ia berubah menjadi kura-kura atau helone dalam bahasa Yunani.

Zeus Memperkosa Hera




Versi lain menyatakan bahwa Hera menjadi isteri Zues, karena untuk menutupi rasa malunya akibat diperkosa oleh Zeus, adiknya sendiri. Suatu hari Hera mencoba kebisaannya mengatur cuaca yang dipelajari dari para dewi waktu. Maka diundanglah awan-gemawan dan terjadilah petir dan hujan. Zeus adik Hera, yang tengah berkendara rajawali raksasa, tertarik dan turun menghampiri untuk melihat apa yang terjadi. Ketika dijumpainya bahwa hal itu adalah pekerjaan dari Hera, seorang dewi yang sangat cantik, mereka pun berkenalan

Dari perkenalan itu timbullah rasa cinta di hati Zeus, tetapi Hera selalu menolaknya, karena itu Zeus menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan Hera. Zeus mengubah dirinya menjadi burung tekukur. Ketika Hera melihat burung tersebut, dia mendekatkan burung tersebut ke payudaranya, saat itulah Zeus berubah kembali dan memperkosa Hera. Untuk menutupi rasa malunya, Hera pun menikahi Zeus. Sejak saat itu Hera menjadi ratu para dewa dan mendampinginya di Olympus dan kelak akan membantunya dalam perang untuk menghentikan kejahatan Cronos.

Zeus senang berselingkuh, dan Hera sangat marah terhadap perempuan yang menjadi wanita selingkuhan Zeus. Hera memusuhi wanita-wanita tersebut termasuk juga anak-anak mereka.



Hera dan Zeus dikaruniai dua orang putra, Hephaistos (Hefestus), dewa kerajinan tangan, dan Ares, dewa perang. Mereka juga memiliki seorang putri bernama Hebe (baca: Ivi-pen), yang berarti dewi masa muda. Ia metafor dari kebaikan hati dan tabiat seorang gadis remaja. Hebe adalah contoh sempurna semua sifat baik yang dimiliki seorang gadis, santun terhadap orangtua dan menghormati saudara-saudaranya yang lebih tua. Ia bertugas menyajikan nektar dan ambrosia kepada para dewa dalam mangkuk dan piala-piala emas.

Hebe sering menemani ibunya bepergian ke Olympia, karena di kota ini terdapat kuil yang paling indah dari semua kuil yang dipersembahkan bagi Hera, yaitu Heraion. Di tempat ini setiap tahun gadis-gadis Yunani akan berlomba memberikan puji-pujian bagi Hera. Dan bagi pemenangnya akan diberikan hadiah berupa mahkota dari daun zaitun, penghargaan yang nilainya lebih dari sekedar materi.

Karena sikap santunnya, Hebe dicintai oleh seluruh dewa-dewa Olympus. Kelak, setelah Herakles menjadi dewa, Hebe menikah dengan pahlawan besar

Keturunan Hera dengan Zeus yang lain adalah Eris (dewi perselisihan), dan Eileithiia (dewi kelahiran). Karena Hera iri dengan Zeus yang melahirkan Athena sendirian, maka Hera juga melahirkan Hefaistos tanpa suami. Sementara versi lain mengatakan bahwa Hefaistos adalah anak dari Hera dan Zeus, dan karena Hera dan Zeus merasa jijik dengan Hefaistos yang buruk rupa, maka ia dibuang dari gunung Olimpus.

Hefaistos kemudian merencanakan balas dendam pada Hera dengan membuat sebuah singgasana, ketika Hera duduk di singgasana tersebut Hera langsung terjebak dan tidak bisa melepaskan diri. Para dewa yang lain memohon pada Hefaistos untuk kembali ke Olimpus namun Hefaistos menolak. Dionisos berhasil membuat Hefaistos mabuk dan membawanya ke Olimpus dengan bagal. Hefaistos akhirnya melepaskan Hera setelah dinikahkan dengan Afrodit.

Musuh-musuh Hera


Herakles


Hera adalah ibu tiri dan musuh Herakles. Ketika Alkmene, ibu Herakles, sedang melahirkan Herakles, Hera berusaha mencegah kelahiran tersebut dengan menugaskan Eillithiia (dewi kelahiran). Tetapi berkat kecerdikan Galanthis, pembantu Alkmene, Herakles tetap bisa lahir.

Semasa Herakles masih bayi, Hera mengirim dua ekor ular untuk membunuhnya namun Herakles mencekik kedua ular tersebut sampai mati. Dalam suatu cerita, Zeus berhasil mengelabui Hera untuk menyusui Herakles. Ketika Hera sadar siapa yang disusuinya, dia langsung melempar bayi tersebut dan air susu Hera muncrat membentuk galaksi Bima Sakti.

Ketika Herakles dewasa, Hera (dengan berkedok orakel Delfi) menyuruh Herakles untuk mengabdi pada raja Euristheus. Hera selalu berusaha membuat tugas Herakles menjadi lebih sulit.

Ketika Herakles melawan Hidra, Hera mengirim kepiting untuk menggigit kaki Herakles. Ketika Herakles sedang mengambil ternak Gerion, dia memanah dada kanan Hera, luka akibat panah tersebut tidak pernah hilang. Akibat perbuatannya itu, Hera mengirim serangga untuk menggigit ternak Geryon sehingga ternak-ternak tersebut berlarian. Hera juga mebuat sungai banjir sehingga Herakles mengalami kesuiltan untuk lewat. Herakles pada akhirnya berhasil membawa ternak tersebut pada Euristheus. Euristheus lalu mempersembahkan ternak tersebut untuk Hera

Euristheus juga mengorbangkan banteng Kreta untuk Hera namun sang dewi menolak pengorbanan tersebut karena melambangkan kehebatan Herakles. Banteng tersebut dibebaskan kembali dan mengembara di daerah Marathon sehingga dikenal sebagai Banteng Marathon.

Dalam Gigantomakhia, Gigant Porfirion berusaha memperkosa Hera namun Herakles datang dan menyelamatkan sang dewi. Setelah kejadian tersebut, Hera tidak lagi memusuhi Herkles, Hera bahkan menikahkan Herakles dengan anaknya, Hebe.

Ekho


Ada seorang nimfa bernama Ekho yang terus-menerus mengalihkan perhatian Hera dari perselingkuhan Zeus. Suatu hari Hera sadar dan menghukum Ekho atas perbuatanya. Hera mengutuknya sehingga Ekho hanya bisa mengulangi ucapan orang lain.

Leto




Ketika Hera mengetahui bahwa Leto hamil oleh Zeus, dia lalu melarang bumi untuk menerima persalinan Leto sehingga Leto kesulitan mencari tempat untuk melahirkan. Leto akhirnya bisa melahirkan di Delos, pulau terapung yang tidak terhubung dengan bumi. Hera juga menculik Eileithyia, dewi kelahiran, supaya Leto tidak bisa melahrkan anaknya. Para dewa lain kemudian memaksa Hera sampai Hera bersedia melepaskan EiIlithyia.

Setelah Leto melahirkan anak-anaknya, Hera mengirim drakon Pithon untuk menyerang Leto, tetapi naga tersebut dapat dibinasakan oleh Apollo.

Semele dan Dionisos


Ketika Hera tahu bahwa Semele, anak Kadmos raja Thebes, hamil oleh Zeus, Hera menyamar menjadi pembantu Semele dan membujuknya untuk meminta Zeus menunjukkan wujud aslinya. Semele termakan bujukan Hera dan meminta Zeus memerlihatkan wujud aslinya. Zeus ingin menolak tetapi dia telah bersumpah di sungai Stiks untuk mengabulkan apapun keinginan Semele. Zeus pun menunjukkan wujud aslinya dan Semele mati terbakar ketika melihatnya. Zeus kemudian mengambil bayi Semele dan memasukannya ke dalam pahanya. Dan di kemudian hari bayi tersebut lahir sebagai dewa Dionisos.

Dalam versi lain, Dionisos adalah anak Zeus dengan Demeter atau Persefone. Hera mengirim para Titan untuk mengoyak-ngoyak Dionisos. Zeus (atau mungkin Athena/Rea/Demeter) hanya berhasil menyelamatkan jantung Dionisos dan memasukkannya ke rahim Semele sehingga Semele mengandung Dionisos.

Kisah Io


Onak dalam bahtera cinta Zeus dan Hera adalah munculnya kisah Io, putri jelita dari Argus. Zeus terpikat oleh Io. Hera tak dapat menahan kemarahannya. Zeus segera mengubah Io menjadi seekor sapi betina untuk melindunginya dari Hera.



Hera yang cerdik, curiga akan adanya seekor binatang yang cantik itu. Maka dimintalah sapi betina tersebut, dari Zeus. Permintaan tersebut adalah sesuatu hal yang tidak mungkin ditolak oleh sang dewa. Akhrnya, Io diikat dengan rantai, disingkirkan dan dijaga oleh Argus Panoptes, raksasa bermata seratus.

Mengetahui hal ini, Zeus mengutus Hermes untuk membebaskan Io. Hermes bernyanyi dan menidurkan mata raksasa itu satu per satu. Setelah semuanya lelap membunuh Argus dan membebaskan sapi penjelmaan Io itu.
Hera sangat sedih akan kematian Argus dan untuk mengenangnya, ia mengambil semua matanya dan diberikan kepada burung merak kesayangannya. Hera kemudin mengirim lalat kuda untuk menyengat Io, maka terjadilah kejar-kejaran yang seru antara dua makhluk itu. Io berlari dari pantai ke pantai. Akhirnya ia menceburkan diri ke lautan, yang akhirnya terkenal dengan Laut Ionia.

Lalat kuda teus mengejarnya. Io berenang dan menyelam, hingga sampai Trakia, berlari lagi melewati tanah orang Skitia, hingga sampai di Kaukasus tempat Prometeus diikat oleh Zeus disana.




Oleh Prometeus, titan peramal yang agung, Io disarankan menuju Mesir ke muara Sungai Nil. Io pun ke sanalah. lalat penyengat terus mengejarnya. Dari Kaukasus yang dingin bersalju, ia tiba di Amazon –yang sejak saat itu disebut Ionia – menyebrangi laut yang dihuni Gorgon makhluk yang berambut ular berbisa.

Akhirnya tibalah ia di Ethiopia dan menemukan aliran sungai Nil. Dengan keadaan yang sangat menyedihkan dengan luka disekujur tubuh yang mengundang burung pemakan bangkai, ia terus berlari. Diujung sungai ia akhirnya sampai. Zeus telah menunggu, dan sentuhan tangannya mengembalikan ujud Io yang jelita. Di sinilah ia dijadikan manusia kembali dan menjadi pendeta salah satu dewa Mesir, Isis.

Sentuhan Zeus itu, membuatnya melahirkan seorang anak yang diberi nama Epafos, atau sentuhan. Kelak Epafos adalah raja Mesir pertama dan moyang dari pahlawan Herakles (Latin: Hercules) yang perkasa.

Lamia





Lamia adalah seorang ratu di Libya, yang dicintai oleh Zeus. Zeus telah berkali-kali bercinta dengan Lamia. Hera yang cemburu kemudian membunuh setiap anak yang dilahirkan oleh Lamia. Terus-menerus kehilangan anak, Lamia akhirnya menjadi gila dan mulai memakan anak-anak orang lain. Lama-kelamaan, Lamia benar-benar berubah menjadi monsster pemakan anak.

Gerana


Gerana adalah ratu Pigmi yang menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa dia lebih cantik dari Hera. Dewi Hera yang marah mengubah Gerana menjadi burung bangau dan menyatakan bahwa anak-anaknya akan memicu perang abadi dalam bangsa Pigmi.

Kidippe


Kidippe, seorang pendeta wanita Hera, menyiapkan festival untuk Hera. Lembu yang biasa digunakan untuk menarik kereta dalam festival tersebut datang terlambat dan akhirnya kedua putra Kidippe, Biton dan Kleobis, menggantikan lembu menarik kereta sejauh 45 stadia (8 kilometer). Kidippe terkesan dengan pengabdian putra-putranya dan meminta Hera untuk memberi anugerah atas pengabdian tersebut. Hera lalu menyatakan bahwa mereka akan mati ketika sedang tidur.

Tiresias


Zeus dan Hera berdebat mengenai siapa yang lebih menikmati hubungan seksual, Zeus mengklaim perempuan sedangkan Hera berpendapat bahwa laki-laki lebih mendapat kenikmatan. Mereka kemudian bertanya pada Teiresias, seorang pria yang secara ajaib pernah menjadi perempuan. Teiresias setuju dengan pendapat Zeus, akibatnya Hera membutakannya. Zeus tidak bisa membalikkan kutukan Hera sehingga Zeus memberi Teiresias kemampuan meramal sebagai ganti atas kebutaannya.

Perang Troya


Dalam Perang Troya, Diomedes bertarung dengan Hektor dan melihat Ares membantu pasukan Troya. Diomedes menyuruh pasukannya mundur perlahan. Hera lalu meminta izin Zeus untuk mengeluarkan Ares dari medan pertempuran. Zeus setuju dan Hera menyuruh Diomedes untuk melempar Ares dengan tombak. Dengan bantuan Athena, tombak tersebut mampu melukai Ares sampai-sampai sang dewa perang menjerit kesakitan.

Kisah Iksion


Iksion adalah bekas raja bangsa Lapit. Karena kejahatannya ia dibenci dewa dan manusia. Dia akhirya disingkirkan. Dalam penderitaannya ia memohon pada Zeus. Zeus mengabulkan, dan dibawanya ia ke Olimpus. Di Olimpus, Iksion bisa menyantap Ambrosia dan minum Nektar, maka ia bisa berlaku seperti dewa.

Suatu saat Iksion ingin memiliki Hera, karena melihat kecantikan dan keelokannya. Zeus merubah Nefele, segumpal awan, menjadi serupa dengan Hera. Hera jadi-jadian dan Iksion menghasilkan keturunan kentaur, makhluk setengah manusia dan setengah kuda. Iksion akhirnya dihukum di putar diatas api. Dan ia terus menerus berteriak: kemurahan hati itu suci,untuk mengingatkan bahwa kebaikan hati seperti yang dilakukan Zeus kepadanya, janganlah dibalas dengan kejahatan seperti dengan menginginkan Hera.

Kemarahan Hera


Hera membenci Pelias karena Pelias telah menodai kuil Hera dengan melakukan pembunuhan terhadap Sidero, nenek tirinya, di dalamnya. Hera kemudian menyuruh Iason dan Medeia untuk membunuh Pelias.
Di Trakia, Hera dan Zeus mengubah raja Haemus dan ratu Rhodope menjadi pegunungan di Balkan karena berani menyamakan diri dengan para dewa.

Pemujaan


Hera kemungkinan adalah dewi pertama yang didedikasikan dengan altar dalam ruangan yaitu di Samos sekitar 800 SM (altar Yunani biasanya ada di depan kuil di tempat terbuka). Kuil jenis ini kemudian diganti dengan Heraion, salah satu kuil terbesar di Yunani. banyak kuil yang dibangun di sana sehingga tanggal pastinya menjadi tidak jelas.



Diketahui bahwa kuil yang dibangun oleh para pengukir dan arsitek Rhoikos hancur antara 570- 60 SM. Kuil ini lalu digantikan oleh kuil Polikrates antara 540-530 SM. Di salah satu kuil dapat terlihat adanya 155 tiang. Tidak adanya genteng pada kuil ini membuat dugaan apakah kuil ini tidak terselesaikan ataukah memang sengaja dibuat terbuka.

Penggalian di Samos menunjukkan adanya persembahan untuk Hera, banyak di antaranya berasal dari akhir abad ke-8 dan ke-7 SM. Selain itu, banyak persembahan yang datang dari Armenia, Babilonia, Iran, Assyria, dan Mesir, yang menunjukkan bahwa Hera bukan hanya dewi lokal tapi sudah dikenal ke berbagai wilayah di sekitarnya. Hera juga memiliki salah satu kuil terawal di Olympia dan dua kuil (dari abad ke-5 dan ke-6) di Paestum.

Meskipun kuil terawal dan terbesar untuk Hera adalah kuil Heraion di Samos, namun di daratan Yunani Hera dikenal sebagai Hera Argeia (Hera dari Argos) di kuilnya yang terletak antara kota Argos dan Mikenai, tempat digelar festival untuk Hera yang disebut Heraia. Dalam buku iv Iliad, Hera menyebutkan bahwa tiga kota favoritnya adalah Argos, Sparta, dan Mikenai.

Ada kuil untuk Hera di Olympia, Korintus, Tiryns, Perakhora dan pulau suci Delos. Di Yunani Besar, dua kuil Doria untuk Hera dibangun di Paestum, sekitar 550 SM dan 450 SM. Salah satu dari kuil itu pernah disebut Kuil Poseidon sebelum diketahui bahwa itu sebenarnya merupakan kuil Hera.
Di Euboea setiap enam tahun sekali digelar festival Daidala Besar untuk memuja Hera.

Pemujaan awal Hera


Pemujaan Hera pada masa kuno awal ditandai dengan dua proyek bangunan besar untuk memujanya. Dua kuil Hera di dua pusat pemujaaannya, yaitu kuil Heraion dari Samos dan kuil Heraion dari Argos di Argolid, merupakan salah satu kuil Yunani terawal yang dibangun, pada abad ke-8.


Dalam Himne Homer untuk Apollo Pithia, monster Tifon disebut sebagai keturunan Hera dalam wujud Minoanya. Hera diceritakan melahirkan Tifon sendirian di gua di Sisilia. Hera lalu memberikan makhluk itu pada Gaia untuk dibesarkan.

Di Olympia, terdapat patung Hera dalam posisi duduk dan lebih tinggi dari pada patung Zeus yang menemaninya. Homer menceritakan hubungan Hera dengan Zeus secara halus dalam Iliad. Di sana disebutkan bahwa Hera berkata pada Zeus, "Aku adalah putri tertua Kronos, dan aku terhormat tidak hanya di atas bumi ini, tetapi juga karena aku adalah istrimu, dan kau adalah raja para dewa.”

Dalam versi akhir mitosnya, Hera muncul sebagai dewi yang banyak menghukum para wanita selingkuhan Zeus, karena Hera menjunjung tinggi semua aturan lama masyarakat Yunani serta martabatnya sebagai istri .

Sebagai dewi matriarki


Ada suatu pendapat yang dicetuskan oleh Johann Jakob Bachofen pada pertengahan abad ke-19, tentang kemungkinan bahwa Hera pada awalnya merupakan dewi orang-orang matriarki, yang diduga menghuni Yunani sebelum orang-orang Yunani kuno. Menurut pendapat ini, pemujaannya sebagai dewi pernikahan membentuk ikatan patriarki dari bawahannya sendiri: perlawanannya pada perselingkuhan Zeus diterjemahkan sebagai "kecemburuan" Hera", dan pada akhirnya melemahkan pemujaannya yang lebih kuno sebagai dewi matriarki.

Namun ada sanggahan terhada teori tersebut, yakni adanya fakta statistik bahwa matriarki yang ketat (suatu masyarakat yang dipimpin oleh perempuan) tidak ditemukan dalam budaya kuno maupun modern.

Pemujaan Hera muda


Hera dikenal sebagai dewi matron, Hera Teleia; namun dia juga dewi yang melindungi pernikahan. Dalam mitos dan pemujaannya, berbagai referensi dan pemujaan kuno memperlihatkan pernikahan suci Hera dan Zeus, dan di Plataia, ada patung Hera sebagai pengantin dalam posisi duduk, dipahat oleh Kalimakhos, selain juga patung Hera sebagai matron dalam posisi berdiri.
Hera juga pernah disembah sebagai perawan: Ada sebuah tradisi di Stimfalia, Arkadia, bahwa ada tiga altar untuk Hera, antara lain untuk Hera sang Perawan, sang Matron, dan sang Terpisah , Janda atau Bercerai). Di daerah sekitar Argos, kuil Hera di Hermione dekat Argos adalah untuk Hera sang Perawan; di mata air Kanathos, dekat Nauplia, Hera memperbarui keperawanannya setiap tahun dalam sebuah ritual yan tidak boleh diucapkan (arrheton).